Ads 468x60px

Sabtu, 06 Oktober 2012

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENYUSUNAN PARAGRAF DI KELAS IX SMP


PROPOSAL PENELITIAN


1.1 Latar Belakang Masalah

Pengajaran sastra hams kita pandang sebagai sesuatu yang penting, yang patut menduduki tempat yang selayaknya. Jika pengajaran sastra dilakukan dengan cara yang tepat, maka pengajaran sastra dapat juga memberikan sumbangan yang besar untuk memecahkan masalah-masalah yang cukup sulit untuk dipecahkan di dalam masyarakat.
Salah satu tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang tercantum dalam kurikulum SMP, yaitu meningkatkan memahami dan memanfaatkan karya sastra yang untuk memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
Sebagai makhluk sosial manusia tidak bisa terlepas dan hubungan dengan manusia lainnya, untuk menjaga hubungan baik antara antar sesama makhluk sosial, digunakan alat yang sangat besar peranannya, yaitu bahasa.
Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter yang digunakan oleh anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi dan mengidentifikasikan diri. Dalam kurikulum 2004 disebutkan pada hakekatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan bahasa Indonesia baik lisan maupun tulisan. Setelah memahami hal tersebut di atas maka penulis menyadari bahwa berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tertulis tidaklah gampang, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan meskipun belajar mengarang sudah dilakukan sejak mereka masih duduk di bangku sekolah dasar.
Menulis adalah menyusun kalimat atau mengorganisasikan kalimat menjadi satu ide atau pendapat tentang pengalaman yang ingin disampaikan kepada pembaca.
Menulis dipergunakan oleh orang terpelajar untuk mencatat, merekam, meyakini, melaporkan dan memberitahukan, maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan ini tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata dan struktur kalimat.
Melihat kenyataan ini guru bahasa Indonesia harus berusaha untuk mencari menemukan metode dan teknik pengajaran yang bisa membimbing siswa menjadi gemar menulis khususnya cerpen.
Penulis mencoba meneliti tentang keterampilan menulis cerpen dengan teknik menyusun paragraf di kelas IX SMP bisa menimbulkan daya kreatif siswa dakm keterampilan menulis.
Berdasarkan uraian di atas maka penulis mengambil judul penelitian "Model Pembelajaran Menulis Cerpen dengan Menggunakan Metode Penyusunan Paragraf Di Kelas IX SMP Tahun Ajaran 2011/2012".

1.2 Batasan dan Rumusan Masalah
1.2.1 Batasan Masalah
Agar permasalahan tidak menyimpang dan tujuan yang semula maka penulis perlu membatasi masalah yang akan diteliti. Penulis membatasi masalah penelitian pada penulisan cerpen dengan teknik menyusun paragraf di kelas IX SMP 
1.2.2 Rumusan Masalah
Selanjutnya penulis merumuskan masalah yang akan diteliti, karena merupakan landasan dasar dalam penelitian untuk menentukan unsur penelitiannya. Adapun rumusan masalah yang penulis buat adalah sebagai berikut:
  1. Apakah dengan model pembelajaran menulis cerpen dengan metode penyusunan paragraf dapat meningkatkan kreatifitas siswa-siswi di kelas IX SMP.
  2. Apakah model pembelajaran menulis cerpen dengan metode menyusun paragraf akan efektif ditetapkan di kelas IX SMP .
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya suatu hal yang diperoleh setelah penelitian selesai (Arikunto, 1993 49).
Keberhasilan penelitian dapat dilihat dan bermanfaat tidaknya hasil penelitian tersebut.
Adapun tujuan dan penelitian ini adalah untuk:
  1. Untuk mengetahui keberhasilan yang dicapai siswa kelas IX SMP dalam menulis cerpen.
  2. Untuk meningkatkan daya kreatifitas siswa kelas IX SMP dalam menulis cerpen.

1.3.2 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang penulis diharapkan adalah:
  1. Penulis dapat mengetahui metode yang efektif dalam pembelajaran menulis.
  2. Dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam pembelajaran menulis cerpen.
  3. Dapat mendorong siswa untuk giat menulis dan menghasilkan karangan (khususnya cerpen), dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

1.4 Anggapan Dasar
Menurut Arikunto (1993 : 59) anggapan dasar adalah suatu hal yang hams diyakini kebenarannya oleh si peneliti yang dirumuskan dengan jelas.
Berdasarkan hal tersebut maka anggapan dasar penelitian ini adalah:
1.       Pembelajaran bahasa diarahkan pada peningkatan kemampuan berbahasa siswa, termasuk di dalam menulis.
2.       Pembelajaran menulis cerpen perlu dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kreatifitas siswa dalam menulis karangan.
3.       Cerpen merupakan salah satu bahan ajaran sastra di SMP / MTs.
1.5 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini dapat penulis rumuskan bahwa model pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan metode penyusunan paragraf di kelas IX SMP Tahun Pelajaran 2011/2012 dapat memberikan hasil yang baik.
1.6 Definisi Operasional
Supaya tidak terdapat kerancuan suatu istilah, maka penulis uraikan beberapa definisi kata kunci judul penelitian sebagai berikut:
1.      Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah pendekatan sistem yang sesuai dengan pola pikir belajar siswa yang sistematis. Pola pikir belajar yang sistematis meliputi aspek-aspek filosofis dan proses pembelajaran menggunakan metode.
2.      Menulis
Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang (H.G. Tarigan).
3.      Cerpen
Cerpen atau cerita pendek adalah penyajian suatu keadaan tersendiri atau suatu kelompok keadaan yang memberikan kesan yang tunggal pada jiwa pembaca (Noto Susanto, 1957: 29). Ciri-cirinya adalah:
a.      Singkat, padu, intensif (brevity, unity, intetisity).
b.      Unsur-unsur utama cerpen adalah adegan, tokoh, dan gerak (scene, character, and action).
c.      Bahasa cerpen harus tajam, sugestif, dan menarik perhatian (Incisive, suggestive, alert).
d.      Paling banyak terdiri dan 10 halaman.
e.      Selesai dibaca dalam sekali duduk.
f.        Masalah yang dikisahkan sebagian kecil dari kehidupan manusia.
g.      Terdiri dan satu alur
h.      Watak tokoh digambarkan secara garis besar
i.        Tidak mengandung digresi.
4.      Metode penyusunan Paragraf
Metode penyusun paragraf yaitu suatu cara untuk menyusun kembali paragraf yang diacak menjadi paragraf yang baik.
1.7 Kesimpulan Definisi Operasional
Berdasarkan pengertian secara Teksikal kata dan kelompok kata di atas, maksud judul skripsi ini adalah Menulis cerpen dengan Menggunakan Metode Penyusunan Paragraf.

1.8 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara-cara atau alat yang di pakai dalam penelitian. Ketepatan memilih metode akan menentukan keberhasilan penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti. Pada penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif. Metode deskriptif adalah suatu cara memecahkan masalah yang aktual dengan jalan mengumpulkan, menyusun mengklasifikasikan, menganalisa, dan menginterprestasikan data (Surakhmad, 1994: 138).
Metode deskriptif di pakai untuk memperoleh gambaran secara umum tentang keberhasilan model pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan metode penyusun paragraf di kelas IX SMP .

1.9 Teknik Pengumpulan Data
Untuk menunjang metode yang dipakai penulis menggunakan teknik penelitian yang berupa:

1.      Telaah Pustaka
Penulis menelaah dan mengumpulkan data serta menganalisisnya berdasarkan data-data kepustakaan yang berhubungan dengan masalah penelitian.
2.      Teknik Uji Coba
Penulis akan melakukan uji coba berupa kegiatan belajar mengajar sastra khususnya cerpen. Dalam kegiatan ini penulis akan menyajikan bahan pelajaran pengenalan mengenai penulisan cerpen. Dengan uji coba ini penulis akan memperoleh gambaran mengenai penguasaan pembelajaran cerpen
3.      Teknik Tes
Dalam penelitian ini penulis melakukan 2 buah tes, yang pertama adalah tes awal, yaitu guna mengetahui sejauh mana siswa mengetahui tentang cerita pendek sebelum kegiatan belajar mengajar di lakukan. Setelah kegiatan belajar mengajar dilakukan dan setelah kegiatan belajar mengajar selesai maka penulis akan melakukan tes akhir untuk mengetahui penguasaan materi cerpen dan penulisan cerpen dengan baik dan benar.
4.      Analisis Data
Setelah siswa melaksanakan tes akhir, hasilnya berupa pengetahuan siswa mengenai materi cerpen dan penulisan cerpen dengan menggunakan paragraf yang baik dan benar, kemudian penulis analisis.
1.10 Teknik Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, penulis akan melakukan pengolahan data yang berupa hasil penemuan penulisan cerpen dengan penyusunan paragraf yang baik yang telah dilakukan oleh siswa dalam tes awal dan tes akhir. Adapun langkah-langkah pengolahan data yang akan penulis lakukan adalah sebagai berikut:
  1. Mengumpulkan data,
  2. Menganalisis data,
  3. Menghitung normalitas distribusi hasil pre tes dan post tes,
  4. Menghitung korelasi dan koefisiensi antara penguasaan materi cerpen (X), dengan kemampuan menulis cerpen dengan penyusunan paragraf yang baik (Y).

1.11 Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1.11.1 Populasi
Dalam suatu penelitian populasi merupakan sumber data yang penting, tanpa ada populasi penelitian tidak dapat dilaksanakan. populasi merupakan obyek penelitian secara totalitas, dapat berupa manusia, benda, peristiwa dan fenomena yang terjadi. Menentukan populasi merupakan salah satu tahap penting dalam suatu penelitian agar di dapat data-data yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
Populasi adalah keseluruhan subjek yang menjadi objek penelitian (Arikunto, 1993: 102). Dengan demikian maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX SMP tahun pelajaran 2011/2012.

1.11.2 Teknik Pengambilan Sampel
Sampel merupakan sebagian dan wakil populasi yang akan di teliti, karena tidak mungkin penelitian selalu langsung meneliti segenap populasi, maka seringkali peneliti menggunakan sebagian saja dan populasi tersebut, yaitu sebuah sampel yang dipandang representative terhadap populasi itu.
Karena keterbatasan waktu, tenaga dan kemampuan dalam penelitian ini penulis memilih untuk pengujian sampel yang di uji cobakan satu kelas, setelah dilakukan pemilihan secara random di peroleh sampel penelitian sebanyak 20 siswa.

1.12 Instrumen Penelitian
Instrument penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik. (Suharsimi, 1998: 151). Instrumen penelitian yang penulis gunakan antara lain:
1.      Wawancara
Penulis perlu mengadakan wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk memperlancar kegiatan yang akan penulis lakukan. Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dan terwawancara. I
2.      Observasi
Teknik ini digunakan untuk mengetahui kemampuan penulis yang berperan sebagai guru dalam mengajarkan cerpen dengan menggunakan penyusunan paragraf.
3.      Tes
Tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan.
4.      Silabus
Silabus disusun berdasarkan standar isi, yang didalamnya berisikan identitas mata pelajaran, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), materi pokok atau pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
Dengan demikian, silabus pada dasarnya menjawab permasalahan-permasalahan sebagai berikut:
  1. Kompetensi apa saja yang harus di capai siswa sesuai dengan yang dirumuskan oleh standar isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar).
  2. Materi pokok pembelajaran apa saja yang perlu di bahas dan dipelajari peserta didik untuk men capai standar isi.
  3. Kegiatan pembelajaran apa yang seharusnya diskenariokan oleh guru sehingga peserta didik mampu berinteraksi dengan sumber-sumber belajar.
  4. Indikator apa saja yang harus dirumuskan untuk mengetahui ketercapaian KD dan SK.
  5. Bagaimana cara mengetahui ketercapaian kompetensi berdasarkan indikator sebagai acuan dalam menentukan jenis dan aspek yang akan di nilai.
  6. Berapa lama waktu yang diperlukan untuk mencapai standar isi tertentu.
  7. Sumber belajar apa yang dapat diberdayakan untuk mencapai standar isi tertentu.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Lukman. 1999. Kamus Besar Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka
Aminudin, 1995. Pengantar Apresiasi Karya Sastra, Bandung: Sinar Baru Algensindo
Anwar, Efendi. 2001. Pengajaran Apresiasi Sastra. Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Depdikbud. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta : Bp. Cipta Jaya
Fananie, Zaenidun. 2000. Telaah Sastra. Yogyakarta: Kanisus.
Jabrohim. 2001. Metodologi Penelitian Sastra. Yogyakarta: Hanindita Graha Widya.
Rosidi, Ajip. 1991. Ikhtisar Sejarah Sastra Indonesia. Bandung Binacipta.
Semi, M. Atar. 1993. Metode Penelitian Sastra. Bandung Angkasa.
Sumardjo, Jakob dan Saini Km. 1994. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta Gramedia Pustaka Utama
Surakhmad, Winarno. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito
Tarigan, Henry Guntur. Membaca. Bandung : Angkasa.

Bagi yang ingin mendapat download skripsi lengkap dengan isinya dari mulai Bab I sampai Bab V dan disertai dengan lampiran, proposal, abstrak, daftar isi dan daftar pustaka 
silahkan sms ke:  022 95910535 atau kirim email 
ke: ayurostikathea@yahoo.co.id


0 komentar:

Posting Komentar